Senin, 17 April 2017
Selamatkan Jakarta dari Cengkraman 9 Babi Penghianat NKRI
Ini adalah tulisan Bpk. Hadi Supeno calon Bupati Banjarnegara di Jawa-tengah yg gagal karena adanya kecurangan masif pada pilkada 2017.
.
AHOK BISA MENANG
.
Kebangkitan masyarakat Tionghoa di Indonesia itu nyata, bukan sebuah phobia. Saya telah merasakannya. Pilkada Banjarnegara dimenangkan oleh WNI keturunan China. Dia bukan siapa2 kecuali seorang WNI keturunan yang kaya raya dg background seorang pemborong infrastruktur sukses.
2011 kami berhasil menang.
2017 kami gagal.
Sebabnya Yg kami lawan bukan hanya dia seorang yg didukung Golkar, Demokrat dan P3 Rommy. Solidaritas Tionghoa luar biasa. 90 persen etnis Tionghoa mendukungnya dengan segala yg dimiliki. Tionghoa Jakarta turun mengeroyok kami : Anton Medan, Hary Tanu, dan banyak Taipan kerahkan kekuatan untuk sebuah kabupaten di pedalaman Jawa.
H-10 survey2 dari berbagai lembaga, saya masih unggul. Tapi setelahnya hujan uang tak terbendung. Sekuat-kuat kami, rakyat yg miskin dan lemah pemahaman kepemimpinan, goyah oleh uang Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per orang. Bahkan Ketua RT mencapai Rp 500 ribu. Dari 600 ribu pemilih, lawan saya siapkan 450 ribu amplop untuk disebar, belum termasuk untuk kader. Ini bukan kira2, tapi atas pengakuan ybs kepada saya bbrpa hari pasca Pilkada.
Anehnya tak satu pun yang bisa dipersoalkan. Semua laporan ke Panwas tidak diproses. OTT pun semua mental di meja aparat hukum. Semua diberi, semua terbeli....
Ketua FPI Banjarnegara yg mencoba melakukan perlawanan justru dipolisikan. Semua diberi, semua dibeli.
Anies-Sandi di Jakarta harus menang. Tapi lakon Banjarnegara jangan terulang :
1). Puas dengan hasil survey
2). Membiarkan politik uang
3). Rendahnya solidaritas pribumi/umat Islam.
Maka Ahok akan menang jika kita hanya berhenti nggrundel dan maki2 main asal share postingan hoax di Medsos. Ingat, untuk menang di Jakarta cukup membeli 4 juta pemilih X Rp 1 juta per pemilih. Jika untuk kabupaten "kecil" Banjarnegara berani beli Rp 50 milyar, untuk ibukota berapapun akan dilakukan. Maka lakukan sekarang juga : telpon, sms, WA, Line, dsb saudara, teman lama, kenalan dsb. yang ada di Jakarta. Pastikan mereka melakukan gerakan, jaga lingkungan, lakukan perlawanan untuk menangkan Anies-Sandi....
*Tanpa gerakan masif dan solidaritas kuat, jangan kaget Ahok bisa menang.
*Saya bukan seorang rasis. Saya bersahabat baik dengan orang2 Tionghoa.
Tapi ini soal kebangkitan etnis, ini soal masa depan sebuah bangsa yang berwatak ekspansionis : manusia dan kultur.
Prakiraan Bupatinisasi China, lalu Gubernur, dan akhirnya Presiden bukan spekulasi, bukan sebuah phobia. Dengan serius mereka katakan pada saya : kami akan kembalikan tahta kekuasaan jika orang pribumi sudah siap Lakukan yg konkret sekarang kawan! : Telpon, sms, WA, kepada kawan atau saudara, atau datang fisik ke Jakarta, bantu dan pastikan Anies-Sandi menang.
Walaupun kalah, Saya telah berjihad melakukannya. Kapan lagi anda juga? Inilah saatnya. Jakarta akan membuktikannya. Tanpa itu, kita akan menyesal selamanya!
Wassalam
*Titip Jakarta sahabatku semua*
.
PERUSAKAN HUKUM & EKONOMI
إِنَّا لِلَّــــهِ وَإِنَّا إِلَــــيْهِ رَاجِــــــعُوْنَ
PRESIDEN RESMI CABUT SEMUA PERDA BERNUANSA ISLAMI Seolah tidak mempedulikan hak otonomi, Jokowi resmi mencabut 3.143 perda termasuk perda miras dan semua yang mengandung unsur keislaman. Di antaranya adalah himbauan berbusana islami pegawai yang beragama Islam. Wakil Ketua Komisi II DPR, Almuzzammil Yusuf menjelaskan, Pemerintah harus mempertimbangkan moralitas, norma, nilai agama, norma masyarakat daerah, dan kondisi generasi masa depan bangsa Indonesia apabila mencabut Perda. Dia menegaskan pentingnya Pemerintah Pusat menghormati hak otonomi daerah bagi Pemerintahan Daerah dalam membentuk peraturan daerah yang dilindungi Konstitusi RI. Lebih jauh lagi, Jokowi enggan mengindahkan mekanisme pencabutan perda yaitu harus melalui kajian terlebih dahulu. Dirinya ngotot mencabut perda sesegera mungkin karena menurutnya kalau menunggu dikaji, setahun bisa-bisa hanya 15 perda yang berhasil dimusnahkan. Salah satu contoh perda yang telah dicabut Jokowi melalui Mendagri Tjahjo Kumolo, dari daerah berpenduduk muslim adalah :
➡Himbauan berbusana muslim kepada kepala dinas pendidikan dan tenaga kerja.
➡Kewajiban memakai jilbab di Cianjur.
➡Pelarangan membuka restoran, warung, rombong dan sejenisnya di bulan ramadhan.
➡Makan dan minum atau merokok di tempat umum pada bulan rhamadan.
➡Kewajiban memakai busana muslim (Jilbab) di Dompu.
➡Kewajiban mengembangkan budaya Islam (MTQ, qosidah, dll)
Sementara itu, tidak satu pun perda DKI yang disentuh. Dan hebatnya jika ada demo dan unjuk rasa, sebesar apa pun terkait dengan penghapusan Perda tersebut, saluran-saluran televisi besar nasional umumnya tidak ada yang menyiarkannya. Sungguh hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, bahkan pada jaman Orde Baru sekali pun. Betapa saat ini rakyat dikhianati oleh stasiun-stasiun televisi yang tidak transparan. Harap sebarkan di facebook dan jaringan medsos lainnya tentang kedzaliman penguasa yang telah seenaknya mencabut perda yang sejatinya merupakan bentuk aspirasi dan keinginan rakyat daerah.
Semoga Allah menganugerahkan masyarakat Indonesia, pemimpin yang adil, jujur dan enggan disetir asing. "Sesungguhnya di antara seagung-agungnya jihad adalah menyampaikan kalimat yang haq di hadapan penguasa yang zhalim." (HR. At-Tirmidzi)
Ya اللَهَ mau dibawa kemana bangsa ini???
😭😭😭😭😭😭😭
Inilah Perda Bernafaskan Islam yang Dihapus Presiden Jokowi
-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar